14 Desember 2009

Teh baik untuk Kesehatan Hati

New Orleans--Teh memang terkenal sebagai minuman berkhasiat. Sejak jaman dulu, orang selalu minum teh untuk menjaga kesehatannya. Selain menghilangkan dahaga teh masih menyimpan banyak rahasia. Baru-baru ini ditemukan lagi salah satu khasiat teh. Yaitu teh ternyata baik untuk kesehatan hati.
Temuan hasil penelitian yang disponsori oleh industri teh dunia ini menyimpulkan, segelas teh sangat baik untuk hati. Walaupun hasil temuan ini belum bisa mengangkat "derajat" teh sebagai makanan atau minuman kesehatan, namun penelitian yang dilakukan di Universitas Boston menemukan bahwa teh dapat membuat kerja arteri menjadi lebih baik pada orang yang mengidap penyakit hati.
Hasil penelitian tentang teh sebelumnya juga menyimpulkan bahwa orang yang biasa minum teh mempunyai resiko lebih rendah untuk terserang penyakit hati ketimbang yang jarang minum teh.
Dalam penelitian yang terbaru yang dibiayai oleh "The North America Tea Trade Health Research Association" (NATHRA) ini, meneliti beberapa orang yang minum teh secara teratur, lalu mengukur efek yang ditimbulkan pada tubuh secara cermat. Dan hasil penelitian ini dipresentasikan pada pertemuan rutin Assosiasi Hati Amerika (AHA) di New Orleans.
Penelitian ini dilakukan pada 50 orang pria dan wanita yang punya penyakti hati. Semua relawan diminta untuk minum teh sebanyak 4 sampai 8 cangkir teh setiap hari selama sebulan. Selanjutnya mereka diminta minum air putih setiap hari untuk satu bulan berikutnya.
Para peneliti menemukan aliran darah dan tekanan darah para relawan menjadi normal disaat mereka minum teh selama satu bulan. Namun, ketika mereka minum air putih selama satu bulan, tidak ada perubahan yang berarti terhadap tekanan dan aliran darah mereka.
Hasil penelitian ini sungguh menggembirakan buat kita-kita yang 'doyan' minum teh, khususnya buat yang punya penyakit hati. tapi sayangnya, para peneliti itu sendiri yang 'dikomandani' oleh Dr. Joseph A. Vita, tidak mau gegabah untuk menyarankan minum teh sebagai upaya penyembuhan penyakit hati.
"Saya minum teh karena saya yakin teh memang baik untuk kesehatan,"kata Vita. " Tapi saya dan rekan-rekan masih belum siap untuk merekomendasikan minum teh untuk perawatan hati."lanjut Vita.
Sumber: Asosiasi Teh Indonesia

12 Desember 2009

Teh Hitam Ou Tea

Teh yang dalam istilah ilmiah lebih dikenal dengan nama Camellia Sinensis. Konon, tanaman Teh yang telah ditanam lebih dari 2.000 tahun lalu dan dikonsumsi oleh masyarakat China mulai abad ke-4, penyebarannya ke Jepang dilakukan oleh Pendeta Budha pada abad ke-8. Sedangkan penyebarannya ke Benua Eropa dilakukan oleh para pedagang Belanda pada abad ke-17.


Dari penelitian yang dilakukan mengatakan bahwa teh merupakan obat masa depan dalam mengatasi gangguan kesehatan tubuh. Teh juga sebagai salah satu alternatif pengobatan tradisional yang relatif murah dan sangat mudah untuk didapat. Beberapa penelitian memang membuktikan bahwa teh mempunyai khasiat yang amat penting untuk tubuh manusia, tidak hanya memberikan kesegaran, tetapi juga mencegah dan membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan tubuh.

Proses Produksi Ou Tea:


Pucuk-pucuk daun teh varietas sinensis dipetik dan dikeringkan dengan udara hangat dan
kelembaban moderat dengan suhu kurang lebih 30 derajat Celcius selama 10 - 15 jam.

Setelah itu, dimulai proses penggulungan dan oksidasi Polifenol (fermentasi) untuk mempertemukan Polifenol dengan Enzim Fenolase serta mengecilkan partikel daun.

Selanjutnya,dilakukan pengeringan secara berkesinambungan dengan suhu 90 derajat Celcius (Inlet) agar terjadi perubahan warna dari coklat keemasan menjadi hitam dengan kandungan air 3% sehingga menghentikan aktivitas enzim dan memperpanjang umur simpan serta menghasilkan aroma yang spesifik.

Zat-zat yang terkandung dalam Ou Tea ini sangat berperan dalam proses Pencegahan dan
Pemulihan Kesehatan:

  • Tanin Teaflavin dan Tanin Tearubigin (sejenis Asid Amino) memiliki antioksidan yang berfungsi sebagai pengikat unsur logam berbahaya di dalam tubuh. Melancarkan proses pencernaan sekaligus mampu menetralisasi lemak dalam makanan.
  • Polifenol yang berperan besar dalam pencegahan berbagai penyakit. Polifenol 100 kali lebih efektif dari vitamin C dan 25 kali lebih efektif dari vitamin E, dan berfungsi menetralisir radikal bebas, sehingga memungkinkan mencegah serangan jantung dan kanker juga menormalkan hyperfunction serta kelenjar gondok. Archie of Internal Medicine; menyebutkan pula bahwa Polifenol juga berperan sebagai pencegah kolesterol jahat (LDL = Low Density Lipoprotein).
  • Flavonoid berfungsi sebagai senyawa alamiah yang dapat membentuk sifat antibiotik, antiradang dan antioksidan. Serta mampu menghambat penggumpalan sel - sel platelet darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh darah pada penyakit jantung koroner dan stroke. (John Folts, Direktur Sekolah Medis Universitas Wisconsin, AS).
  • Pigmen/Katekin merupakan antioksidan yang sama kuatnya dengan beta-karoten dan layak pula mendapatkan reputasi sebagai pelindung jantung. (Jean Carper di dalam The Food Pharmacy), dalam penelitiannya membuktikan katekin dapat memperkuat dinding pembuluh kapiler dan memperlambat proses aterosklerosis. Kandungan Katekin dapat pula membunuh Helicobar Pylori, bakteri pemicu kanker lambung.
  • Magnesium, mengatur jumlah kalsium yang masuk ke dalam sel tubuh.
  • Fluoride, menjaga kesehatan gigi dan gusi serta berperan dalam metabolisme tulang, melawan osteoporosis.
  • Vitamin E, bertindak sebagai antioksidan.
  • Vitamin K, sebagai proses pembekuan darah dan proses metabolisme tulang.

Para perokok yang biasa minum Ou Tea, akan terjadi perbaikan morfologik sel epitel mukosa, menghambat infeksi tenggorokan dan mengurangi resiko terkena kanker paru-paru.

Kebiasaan minum Ou Tea, sedikitnya 2 cangkir setiap hari dapat mencegah kanker saluran kemih
dan kanker usus, juga dapat menurunkan angka serangan diare.

Bagi wanita yang sedang haid, akan terhindar dari rasa sakit, bahkan bisa lebih teratur.

Bagi yang diet, Ou Tea mampu menetralisir lemak dalam makanan.

10 Desember 2009

Teh Bisa Cegah Penyakit Degeneratif

Menurut Prof Dr Ali Khomsan, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Institut Pertanian Bogor (IPB), teh berasal dari bahasa China, yaitu tay. Bangsa China mengenal teh sejak 2700 SM kemudian orang Jepang mulai mengembangkan penanaman teh sejak 800 M serta menjadikannya sebagai bagian tradisi sosial dan agama.

Tanaman teh dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan curah hujan tidak kurang dari 1500 mm. ''Tanaman teh memerlukan kelembaban tinggi dengan temperatur udara 13-29,5 derajat C sehingga tanaman ini tumbuh baik di dataran tinggi dan pegunungan berhawa sejuk.''

Pendapat yang sama datang dari dr Ekky M Rahardja MS, spesialis gizi medis RS Graha Medika.

''Masyarakat China, Himalaya, ataupun Tibet memiliki kebiasaan atau tradisi minum teh setiap hari. Budaya ini juga terdapat di Jepang. Manfaat teh memang cukup banyak dan aman dikonsumsi,'' kata Ekky. Sepanjang tahun, lanjutnya, tidak pernah ada laporan orang keracunan teh.

Ali menjelaskan terdapat beberapa jenis teh, antara lain teh hijau dan teh hitam. Teh hijau adalah teh berasal dari pucuk daun teh yang sebelumnya mengalami pemanasan dengan uap air untuk menonaktifkan enzim-enzim yang terdapat dalam daun teh, kemudian digulung dan dikeringkan.

Sedangkan teh hitam dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan dan dikeringkan. Teh hitam disebut juga teh fermentasi.

Daun teh mengandung tiga komponen penting yang memengaruhi mutu minuman, yaitu kafein yang memberikan efek stimulan, tannin memberi kekuatan rasa (ketir) dan polifenol yang memiliki khasiat kesehatan.

''Polifenol adalah antioksidan yang kekuatannya 100 kali lebih efektif dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E,'' kata Prof Ali.

Polifenol juga bermanfaat untuk mencegah radikal bebas yang merusak DNA dan menghentikan perkembangbiakan sel-sel liar (kanker). ''Untuk mengambil khasiat antioksidan dari teh dianjurkan agar kita menyeduh teh dalam air hangat selama tiga menit.''

Tannin dalam teh yang menimbulkan rasa agak sepat diketahui dapat menghambat penyerapan mineral besi. Itulah sebabnya wanita hamil dianjurkan untuk tidak terlalu sering minum teh guna menghindari risiko anemia (kurang darah).

Baik untuk jantung

Teh juga mengandung katekin tinggi. Aktivitas polifenol maupun katekin sebagai antioksidan untuk mencegah radikal bebas dapat mengurangi kerusakan sel sehingga proses penuaan menjadi lebih lambat.

''Orang tua zaman dulu sering menganjurkan agar kita tiap pagi selalu mencuci muka dengan air teh yang telah direndam semalam (teh wayu). Peresapan air teh melalui pori-pori wajah kita diyakini akan membuat kulit muka selalu kelihatan kencang dan bersinar sehingga memberi kesan awet muda,'' kata Ali.

Teh adalah minuman pengulur usia. Studi di Norwegia menunjukkan bahwa mereka yang rajin minum teh minimal secangkir sehari akan dapat menekan angka kematian. Penelitian lainnya dengan subjek manusia usia lanjut (manula) di Belanda menghasilkan temuan bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung menurun seiring dengan kebiasaan minum teh.

Hal ini juga telah dibuktikan sendiri pada masyarakat China yang memiliki usia lebih dari 100 tahun. ''Di Indonesia usia 50 tahun meninggal dianggap biasa. Apalagi meninggalnya karena penyakit degeneratif. Teh merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit degenaratif,'' kata Ekky.

Teh memang bermanfaat buat kesehatan karena mekanisme kerjanya menghambat penumpukan plak di arteri sehingga mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Para peminum teh juga mempunyai arteri yang lebih muda dan kurang rusak. Arteri yang rapuh akan mempermudah penumpukan kolestrol yang menyumbat pembuluh darah.

Oleh sebab itu, lanjut Ekky, sering kali orang minum teh untuk menurunkan kolestrol di dalam tubuh, dan ada kaitannya dengan fungsi sebagai pelangsing tubuh.

''Karena teh sendiri mengandung zat untuk menghambat penumpukan kolestrol dan mengurangi lemak jahat di dalam darah. Lebih dianjurkan bila minum teh jangan dicampur dengan gula. Karena gula akan menghambat bahan aktif di dalam teh tersebut.''

Teh juga akan menetralisasi nitrosamin (penghancur sel) yang berasal dari daging olahan yang diawetkan dan menangkal HCA (amina heterosiklik). ''Bila kita memasak daging, terbentuklah senyawa HCA. HCA adalah zat penyebab mutasi yang dapat merangsang munculnya radikal bebas dan secara luas merusak DNA sel-sel tubuh manusia,'' kata Ali.

Berbagai percobaan pada binatang menunjukkan HCA menyebabkan kanker usus besar, payudara, pankreas, hati, dan kandung kemih.

HCA disinyalir bertanggung jawab terhadap meningkatnya insiden kanker payudara dan usus besar pada wanita di Amerika. Kekuatan antioksidan pada teh akan mencegah efek buruk HCA.

Teh adalah sup kimiawi yang kaya antioksidan. Kegiatan antioksidan dalam darah para peminum teh meningkat 41-48% setelah 50 menit minum teh hitam.

Minum teh secangkir dua cangkir sehari kiranya memadai untuk mendapatkan manfaat positif antioksidan. Menurut Ali, sebuah studi di Shanghai, China, membuktikan teh memberikan perlindungan terhadap munculnya kanker esophageal.''Manfaat ini akan lebih besar lagi apabila kita bukan perokok dan bukan peminum minuman keras.

Senyawa-senyawa dalam teh juga mampu melawan kegiatan bakteri tertentu yang menyebabkan kerusakan jaringan gusi dan tanggalnya gusi. Bakteri streptokokus mutans yang menyebabkan pembusukan gigi.

Untuk itu, Ekky menyarankan dalam minum teh sebaiknya tidak langsung ditelan. ''Melainkan saat minum teh langsung kumur-kumur sebentar kemudian ditelan. Karena teh juga mengandung flouride seperti halnya pasta gigi yang berfungsi untuk kesehatan gigi dan gusi.'' (Nda/V-1)